Minggu, 15 November 2015

Bubur sum sum

Putih gemulai lembut tanpa lulur kecntikan.
Percya diri bertelanjang sintal dan sempurna.
Terlihat angkuh karna memang aku pendiam.
Seperti putri putri keraton yang galau.
Seperti gadis manja yang akan terjerat hidung belang.
Sedikit pemanis, aku tampak lebih cantik dan menawan.
Itu terbukti smua peduli padaku.
Tapi.........sepertinya mengerikan tatapan mereka.
Mungkin memang beginilah nasib dan takdirku.
Tubuhku siap aku gadaikan.
Lidah lidah nakal menjilat dan melumat tanpa ampun.
Aku masih telanjang di hadapan mereka.
Mencintaiku karena kelaparan mu.
Kepedulian mu karena nafsu besar mu.
Aku tak pantas hidup di rumah kaca.
sepincuk daun,....di situlah aku tinggal dan mati.



Selasa, 15 September 2015

Cerita tersembunyi

  Agustus belahan bumi selatan panas berdebu , sehempas putaran angin membawa segenggam debu dan plastik jalanan terbang dan membumbung ke langit. Seketika akan usai dan memulai dg babak yang baru lagi......akan seperti ini , dan seperti ini lgi .Mungkin itu isyarat bahwa ia jg mersakan panas , seperti kulit kulit mereka yang trasa semakin menipis karna alam ini.
Akan dan harus menjadi lelaki yang tegar, tak ingin berpuitis atas keadaan yang terbalik untuk menghibur diri, tak juga menghujat panas yang kejam menamparnya. Biarlah dia jadi bagian hidup dengan semua yang di sini.
  Ada asa yang mengendor , ada tekad yang kian menjauh  dan keinginan yang tak kunjung tercapai. Smua di simpan dengn seribu harap dan sepuluh ribu keinginan.Tapi ini harus di jalani demi sbuah cita cita. Lelaki yang terpidana oleh cuaca dan putaran musim , lelaki yang berjalan da atas pasir barapi , lelaki yang menentang badai dg dadanya, lelaki yang sesekali mengusap rambutnya sendiri dg tangan kasarnya. Lelaki yang tak akan pernah peduli dengan dirinya. Lidahnya diam pikiranya meletup dan berasap.
 Siapa yang sedang di perjuangkan....!??
Pertanyaan hati yang konyol tanpa mersa salah sebagai lelaki , sebagai bapak dari anak anak.
.........Maknakan cerita nya tentang meriahnya ulang tahun teman karibnya.
Cernalah ketika mata kecil meminta dg tatapan tanpa terucap karna mersa tidak mungkin bisa terwujud.
Lihatlah , setelah dia ikut senang dan bersorak karna bagusnya barang mainan orang lain...
Aku rasa Tuhan membuat gumpalan hati ini dari bahan yang bagus , mengalirkan darah darah yang super.........kenapa tetap saja tak mampu melewati kisah kisah tersembunyi malaikat kecil . Kenapa masih saja tergambar ketidak mampuan ku dalam lelapnya . Di sinilah dan di tempat inilah aku mengabdi pada cuaca dan musim. Ujud untuk mempersiapkan jawaban atas pertanyaan pertanyaan yang belum sempat terjawab.
Putaran waktu semakin mendorong ku dalam kegugupan , berpacu dengan waktu untuk jadi yang sempurna. Banyak kisah yang telah terlewati , di jalani tanpa akhiran...
Ada pula hanya jadi sbuah angan dan hilang di telan kesibukan , sdikitpun tak menciptakan kesan.
Entah dimana batas nya....dan aku tak ingin mencapai batas andai itu ada . Otak ku hanya bicara mencari , meraih dan memberikan smua nantinya.
....emm , tak terasa lamunanku membawaku pada waktu di ujung senja. Menyadari dan sudah begitu sore, untuk bergegas pulang adalah yang terbaik. Biarlah aku akan sabar menghadapi keadaan di sini. Aku yakin rasa cintaku akan tersimpan rapih untuk malaikat malaikat kecilku.   Aku kemas alat alat kerjaku hingga smua kertas rapi tak tersisa. Perjalanan pulang tidak lah jauh , tp sungguh membosan kan, karna itu adalah jalan yang sama 5 tahun yang lalu.
Entah ini jalan ku atau sebuah kodrat , hingga kadang seperti hambar tanpa penyedap hidup atau menu lain yang bisa tersaji. Tidak butuh waktu banyak, pintu kamar sudah ada di depan ku. Tetap seperti kemarin juga tak ada sambutan dan pemandangan yang bisa di lihat penawar lelah ku.
Ku temukan kesepian lagi, dan pasti pikiranku akan bermain petak umpet antara khayalan dan kenyataan. Menghibur diri  dan memanjakan nya sebisa yang aku lakukan sebagai teman dekat ku.
 Mengurung diri hari hari akan seperti di karantina , ini kesalahan ku karna memang enggan untuk bersama senja , atau bersama angin dan derasnya debu di luar.
Ea sudah lah.......sbuah pilihan , untuk sebuah cita cita. Di nikmati dan di perjuangkan lagi. Masih ada yang menanti dan terus menanti , hingga cerita ber episode yang lebih seru dan mengharukan.
   Langit langit kamar akan berarti seperti sbuah layar tayangan film cerita....
Smakin akan di pejam kan mata ini , seperti jelas tergambar . Di sana ada anak anak , ucapan ucapan bberapa tahun yang silam , canda tawa , tangisan dan nakal nya karna rasa ingin tau nya. Juga cerita ku yang tersensor tanpa di minta. Membiarkan pikiran bercerita dan mencerna , cerita semakin tak jelas , mata tak bisa di ajak untuk tetap tegar kepenatan memijit....dan entahh...........
  







Kamis, 10 September 2015

My little Son

D etik tangisan pertama menyambut senyum dunia.
A nugerah terindah lirik do'a yang terdengar.
R ingkarnasi sebuah peradaban dinasti tahta cinta.
R uang dan waktu di ciptakan menjadi lingkaran alur rindu.
E ngkau ku yakini sebagai bingkisan terindah para dewa.
L elaki kecil ku yang tampan....

 

A kan kah engkau hadir di setiap detak jantungku ?
I nginku engkau jadi pribadi yang tangguh.
K ejora bagi seluruh umat manusia.
O wh.........cepat lah besar dan tegaklah berdiri.









Sabtu, 05 September 2015

taman langit

Ketika kelabu menciptakan taburan kecil gerimis
Melingkar setengah warna warna pelangi berpuisi.
Segurat bias cahaya menerobos sisi berawan
Alam melukis langit seperti abstrak bermakna.
Perjalanan mentari tak henti hingga usainya senja.
Pelan merambah memeluk bahu dunia.
Ada nyanyian angin berorkestra.
Jadikan damai jagad ini.
Sepertinya gelap tak bisa berdiam sampai lama.
Tabur bintang berexodus mencari persinggahan.
Mencari tempat suci untuk saling memadu pandang.
Berbalas menatap cantik melempar cahaya.
Waktu berdetak menyisakan malam kian memudar.
Akan datang dan berlalu dalam octaf yang senada.
Mengakhiri catatan peran jadi bintang malam
Menutup cerita cerita yang terus beringkarnasi.





Jumat, 04 September 2015

Habitat berduri

Perindu para pembangkang yang teraniaya.
Seruan omong kosong menggema membahana.
Kerajaan dusta tampak mulai megah mencakar kejujuran.
Serdadu lengkap tanpa celana siap mengabdi.
Dayang dayang bergincu siap tebarkan pesona raga.
Menjegal dan mencari mangsa sesaat.
Menjerit di antara tawa sudah biasa.
Dunia malam sudah jadi kota tanpa tidur.
Siang pun jadi kejayaan surga para pelaknat.
Asap rokok  menggelapkan polusi raga buah hati.
Air susu kehidupan berasa anggur dan bartuak..
Kenyataan dinasti baru bertahata.
Kemulusan ari tergurat tinta tinta bergambar.
Menutup semu aurat yang terbuka
Seperti ini lah cinta berbicara.....
Seperti itulah rindu bisa di dapat.
Sekeping mata uang bandrol kepalsuan
Menjaring kebodohan dan nafsu untuk hidup.
Siapa yang bodoh...siapa yang pintar...
Siapa pula yang merasa menang.....
Kalian ada di situ bersama ku......
Nikmati saja sampai takdir lain mengingat kan.




Pudar

Hempas angin menyengat kulit kehidupan.
Sesekali menerbangkan sampah sampah pemikiran.
Serentak.....pelan berpindah singgahan.
Empat musim berlalu tlah berbeda keadaan.
Hijau hamparan rasa tampak usang bertirai gersang.
Membosankan di rasa...........
Guratan putus asa retakan kembali hati .
Di jiwa seperti tlah ada pemerkosaan
Kata hati pudar tanpa segurat warna cinta sekali pun.
Menggadai rindu dengan kecemburuan.
Mengikis kemesraan atas sbuah prasangka .
Aduuh.............ini menjadikan kebodohan !
Kepercayaan di eksekusi mati.
Terbujur jasad jasad keyakinan penuh luka.
Tak ada lagi kata mengerti.....apa lagi memahami.
Ya...sudahlah...jika itu nyanyian takdir.
Menyisakan noda dan luka luka .
Mungkin akan terasa perih dan membebani.
Masih ada yang di tunggu dengan waktu ini.
Untuk kembali bercengkerama bersama keheningan.
Merajut kesepian  hingga usai malam.
Yakinlah .... hari pagi masih ramah menjemput .
Dan siang masih bisa menerimanya apa pun keadaanya
.






Rabu, 26 Agustus 2015

Tak ingin tanpa mu

Ketika ku bertahan atas ke egoisan.
Aku serpeti terbang liar tanpa singgahan
Sungguh jadi tak tampak cahaya aura mu
Tak bisa ku rasakan tentang rasa madu .
Tentang tetes anggur merah lebih memberi arti.
Dunia ku kegilaan ku..dan petualangan ku.

Kilauan permata tlah aku genggam
Masih tak sadar kalu aku sebenarnya tlah memiliki.
Aku miliki seribu cinta , sepuluh ribu perhatian.
Aku bernafas dengan lembut hati mu
Aku berlari dan terlelap di atas do'a mu
Kau sibak lelah memuja Nya untuk ku .

Waktu mu tersita memutar arah haluan ku.
Merajut kerusakan moral yang terkoyak
Menawar  sgala bisa di aliran darah ku
Menjadi lampu lampu di sudut sudut gelap jiwa
Di sini aku rasakan ngilu sesal ku.
Dan tak ingin aku di sini tanpa mu